English French Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic German Chinese Simplified

Jumat, 13 Januari 2012

Dampak Negatif Merokok

Mungkin kita semua sudah tahu kalau rokok berbahaya bagi kesehatan. Tapi anehnya justru setiap tahun jumlah pecandu rokok seperti di Indonesia terus bertambah. Sebuah data pernah menyebutkan bahwa 31.4 persen dari seluruh penduduk di Indonesia adalah perokok, 4.83 persen diantaranya wanita.

Benda yang bernama rokok ini memang menimbulkan efek adiktif (ketagihan) bagi tubuh akibat kandungan zat nikotin. Walaupun zat adiktif yang terdapat pada rokok tidak sebanyak adiktif pada narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya seperti narkoba, namun zat adiktif rokok juga sulit dilepaskan.

Salah seorang wanita pengguna rokok berinisial R (umur 30 tahun) mengaku kalau sudah mulai merokok sejak kelas 4 SD. Kini ia sudah merasa bahwa rokok telah jadi bagian dari dirinya yang sulit ditinggalkan. Dalam sehari ia bisa menghabiskan sampai dua bungkus rokok. Seorang wanita Lain (umur 28 tahun) yang bekerja sebagai Wartawati di sebuah harian surat kabar mengaku bahwa sudah mulai mengenal namanya merokok sejak di bangku kuliah, dan jumlah rokok yang dihisapnya justru semakin banyak ketika sudah menjelang deadline. Dia berkata bahwa pernah juga mencoba berhenti merokok selama seminggu, tapi dia merasa tubuhnya menjadi lemas, pusing dan mual.

seorang dokter spesialis paru yang juga Ketua III Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) bernama dr Tjandra Yoga Aditama, mengatakan bahwa yang merupakan gejala-gejala yang dirasakan oleh para perokok tersebut disebut dengan withdrawal symptom yang mulai muncul pada saat orang akan berhenti merokok. Menurut Tjandra Obat untuk mengurangi withdrawal symptom adalah dengan nikotin juga, karena awal penyebabnya memang nikotin.

Ada beberapa teknik pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati efek kecanduan pada perokok, yaitu melalui Nicotine Replacement Therapy (NRT), yaitu sebuah cara dengan mengurangi kadar nikotin secara perlahan-lahan. Dalam dua minggu, seorang pasien dapat diberikan nikotin dalam bentuk plester, permen karet, inhalasi, roll on maupun suntikan, yang dosisnya terus dikurangi sedikit demi sedikit.

Memang tidaklah mudah untuk berhenti dari kebiasaan merokok, Namun kebiasaan itu bisa diubah jika perokok memiliki motivasi yang tinggi untuk berhenti. Buktinya Seorang perokok berat dapat berhenti merokok ketika sedang menjalankan ibadah puasa, hal ini dikarenakan dia memiliki sebuah motivasi. Jika motivasi ini diteruskan, maka kemungkinan berhenti merokok akan semakin besar.

Apa Bahaya Rokok?

Mungkin kita tidak pernah lupa dengan pesan pemerintah di setiap bungkus rokok yang bertuliskan "Rokok dapat menyebakan kanker, serangan jantung dan gangguan kehamilan". Yah itulah sebagian dari bahaya rokok. Bahaya lain dari rokok antara lain infertilitas, gangguan reproduksi seperti nyeri haid dan menopouse lebih awal, kulit jadi keriput, kanker leher rahim dan pada ibu yang merokok dapat menyebabkan abortus serta kematian janin.

Perokok yang pasif juga dapat menderita penyakit seperti kanker paru, termasuk pertumbuhan paru. Jadi sebaiknya kita berusaha untuk tidak berada dekat dengan orang yang sedang merokok agar asap rokok mereka tidak kita hisap.

Selain penyakit yang disebutkan di atas, sebenarnya masih ada beberapa efek dari rokok terhadap tubuh yang jarang dipublikasikan, seperti gangguan katarak pada mata, menurunkan sistem kekebalan tubuh hingga mengakibatkan kerontokan rambut, kulit jadi cepat keriput, kehilangan pendengaran dini, lebih mudah terkena osteoporosis, menimbulkan kerusakan gigi, serta mengurangi jumlah dan kelainan bentuk sperma.

Ayo Berhenti Merokok dari Sekarang

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa jika seorang pecandu rokok yang berhenti dalam dua hari berturut-turut, maka kemampuan untuk mengecap dan menghirup udara akan membaik. Kalau berhenti merokok dalam dua sampai 12 minggu, maka sirkulasi darahnya akan membaik. Kalau berhenti merokok dalam tiga sampai sembilan bulan, maka batuk dan gangguan pernapasannya akan menghilang. Kalau berhenti merokok dalam waktu lima tahun, maka resiko terkena penyakit jantung koroner akan turun 50 persen, dan jika berhenti dalam waktu 10 tahun, maka kemungkinannya bisa disamakan dengan orang yang tidak merokok sama sekali.

Kalau kita benar-benar menghargai kesehatan, tentunya akan berusaha dengan tekad dan motivasi yang tinggi, dan seperti yang diutarakan di atas bahwa dengan motivasi yang tinggi akan bisa memberikan kekuatan untuk berhenti merokok.

Mulailah berhenti merokok dari sekarang, pepatah mengatakan bahwa
"dimana ada kemauan maka di situ ada jalan"


Artikel Terkait

0 comments:

Posting Komentar